Lakukan Ini untuk Memulai Karier Sebagai Penerjemah Lepas (What You Need To Start Freelancing As A Translator)

Jumat telah tiba.  Hampir semua orang selalu menanti datangnya hari ini, terutama para pekerja kantoran. Sabtu dan Minggu adalah saatnya beristirahat dan berkumpul bersama keluarga dan orang-orang terdekat, atau sekadar bersantai menikmati jeda setelah hampir sepekan disibukkan dengan kewajiban kerja. 

Friday is finally here. Everyone is always excited for the weekend. Saturdays and Sundays are the time that most people reserve to be be spent with families and loved ones, or simply to relax and reset after a whole weekdays of working.

Bagi saya yang berprofesi sebagai penerjemah lepas purnawaktu (full-time freelance translator), dulu saya merasa semua hari sama saja karena saya sering harus bekerja juga di akhir pekan. Sekarang sedikit berbeda karena saya sudah bisa disiplin mengatur waktu dan menentukan sendiri kapan saya ingin beristirahat dan tidak menerima pekerjaan menerjemah, menyunting, atau sebagai juru bahasa. Penerjemah juga manusia lho, dan butuh waktu untuk bersenang-senang. 

As a full time freelance translator, I used to feel that every day was just the same because I also had to work on weekends. Well, I still do sometimes. However, now I implement a better schedule where I set my days off and work days to do translation, editing, or take interpreting assignments. Life needs a balance, right? 

Nah, selagi membahas tentang pekerjaan, saya ingin berbagi sedikit mengenai apa saja yang saya lakukan ketika saya pertama kali memutuskan menjadi penerjemah lepas purnawaktu. Namun, langkah-langkah yang saya bagikan di sini bisa jadi berbeda dengan para penerjemah lain. Ini sekadar memberi gambaran tentang pentingnya persiapan ketika kita akan mulai menekuni bidang pekerjaan yang kita minati, apa pun jenis pekerjaannya. Semoga ini dapat membantu para calon penerjemah di luar sana yang kerap bingung dan bertanya-tanya tentang apa saja yang harus mereka lakukan sebelum terjun ke dunia penerjemahan yang penuh dinamika dan tantangan ini 😉

I’ve compiled the steps that I took when I first started freelancing as a full-time translator. Mind you, the steps can vary depending on one’s needs and preferences. The steps that I list below is just a big picture of what to prepare. I hope this can be useful for all aspiring freelance translators out there. You can use my check list in addition to the ones you already have and add some more steps of your own. This will hopefully help you navigate the dynamic and challenging world of translation 😉

Dokumen di atas juga bisa diunduh di tautan di bawah ini. Sila tambahkan hal-hal lain sesuai kebutuhan masing-masing, karena setiap orang memiliki cara dan pilihan sendiri 🙂 

The check list can also be downloaded from the link above. You can definitely add more steps of your own, depending on your needs. 

Selamat berakhir pekan! 

Have a great weekend! 


Desi is a certified English – Indonesian translator and conference interpreter. She’s a native Indonesian and her specializations are technology and human resources. She also translates materials pertaining education, aviation security, online language learning, and fisheries. She has performed interpretation in numerous national dan international conferences and events. She’s into books, writing, movies, and learning foreign languages. Desi manages a blog where she writes and shares about her experience as a linguist as well as tips and tricks to to work and maintain career as a translator and interpreter. Desi is a member of Association of Indonesian Translators (HPI) and Association of Indonesian Conference Interpreters (AICI). Follow her on Instagram, Twitter, Facebook, and LinkedIn. For questions about translation and interpretation services or quotes, send email to hello@desimandarini.com.

7 thoughts on “Lakukan Ini untuk Memulai Karier Sebagai Penerjemah Lepas (What You Need To Start Freelancing As A Translator)

  1. Halo. Untuk menjadi penerjemah, apakah bisa dilalui tanpa jalur pendidikan formal? Jika ya, apa saja pendidikan atau kursus tersebut? Apa saja tips bagi seseorang yang ingin menjadi penerjemah yang benar-benar tidak memiliki pendidikan sama sekali, akan tetapi tahu dan lancar ketika menerjemahkan secara informal sehari-hari? Terimakasih sebelumnya 🙏

    Like

    1. Halo juga. Sependek pengetahuan saya, pendidikan formal bukan syarat mutlak untuk menjadi penerjemah. Kalau memang tidak memiliki latar belakang pendidikan yang terkait tapi mampu menerjemah dengan baik dan cakap, itu sudah sangat bagus sebagai modal berkarier. Pendidikan dan pelatihan adalah penunjang untuk menambah nilai jual dan keteranpilan. Semoga membantu, ya. 🙂

      Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.