Persiapan Sebelum Mengerjakan Proyek Penerjemahan (What To Do Before Starting A Translation Project)

Ketika saya baru mulai bekerja sebagai penerjemah lepas, saya selalu merasa girang tak terkira ketika menerima email penawaran proyek penerjemahan dari klien. Rasanya ingin segera mengiyakan, menyelesaikan, lalu mengirim tagihan agar honor bisa segera saya terima, hahaha!

When I started working as a freelance translator, I was always so excited when a project offer landed in my inbox. I felt like I had to accept the offer ASAP, get started with the translation so I could send client my invoice and got paid, hahaha!

Photo by JESHOOTS.com on Pexels.com

Eits, jangan terburu-buru seperti saya, ya. Akibatnya bisa buruk kalau kita tidak teliti. Mengapa? Terkadang, ada klien yang menganggap kita bisa menerjemah dokumen dari teks sumber dalam bentuk apa saja. Jika dokumen berbentuk PDF atau hasil pindaian yang kualitasnya tidak bagus, tentu kita harus bekerja ekstra untuk menyusun ulang teks sumber. Artinya, kita butuh waktu tambahan dan ini tidak termasuk dalam biaya penerjemahan. Ada juga klien yang memberi tenggat waktu yang tak masuk akal.

Wait, don’t rush! It wouldn’t be good for you if you didn’t pay attention to the details of the project. Why? Sometimes clients send us source files that are not editable, e.g. low-quality PDF files or scanned documents. It takes extra time and effort to convert or retype the source texts and it’s not included in our translation rate. Oftentimes, clients want us to work within very tight deadline. 

Nah, untuk memastikan penerjemahan berjalan lancar dan kita bisa bekerja dan menghasilkan terjemahan yang baik dan berkualitas, simak beberapa hal berikut ini.

I always take the following steps before I start any translation projects. The purpose is to produce high-quality translation and ensure smooth translation workflow.

  • Pastikan kita sanggup memenuhi tenggat penyelesaian terjemahan dan sesuaikan dengan zona waktu kita, jika klien berada di negara lain. Dengan begitu, kita tidak akan kebingungan. Jangan hanya mengiyakan tanpa mencocokkan terlebih dahulu dengan zona waktu Indonesia. Jika sampai telat atau tidak mengirim hasil terjemahan tepat waktu, bisa-bisa hubungan dengan klien jadi terganggu karena kita dianggap tidak profesional. (Make sure we can meet the deadline and convert it to our local time zone. It applies to international clients from different time zones. This is to make sure that you deliver your translation on time and maintain good relationship with your clients.)
  • Mintalah PO (Purchase Order) sebelum memulai penerjemahan atau pembayaran sebagian di muka jika volume kata yang akan diterjemahkan cukup banyak, misalnya melebihi 5.000 kata atau 10 halaman. Ini untuk menjamin bahwa kita memiliki bukti tertulis seandainya kita menemui masalah dengan klien dalam hal pembayaran. (Request a Purchase Order before you start the project. Or, you can ask for up front or partial payment from the client if it is a big project of more than 5,000 words or 10 pages, for example.)
  • Jika klien memberi contoh teks yang akan diterjemahkan, bacalah dengan saksama dan pastikan kita nyaman atau menguasai topik teks yang akan diterjemahkan. Jangan memaksakan diri mengambil proyek dengan topik yang tidak kita pahami, kecuali jika kamu merasa mampu melakukan riset mendalam untuk itu dan tenggat yang diberikan sesuai dengan waktu yang dibutuhkan untuk itu. (If your client provides you with sample text, read it carefully before you accept the project. Make sure you’re comfortable with the topic to be translated. It won’t be good for both you and the client if you translate a text of certain topic that you’re not familiar with, which can result in crappy, low-quality translation. However, if you have sensible deadline that allows you to do extensive, thorough research about the subject or you’re totally confident with it, then go ahead and say yes to it.)
  • Tanyakan apakah klien memiliki glosarium atau daftar istilah khusus untuk proyek tersebut. Biasanya, klien akan memberitahukan tentang hal ini sebelum kita mulai bekerja. Namun, tak ada salahnya memastikan lebih dulu. (Check with client if they have a glossary or list of terms that they use for the corresponding project or topic. Clients normally will inform you about this before the project is started. It won’t hurt to ask, though.)
  • Pastikan kita mengetahui dan mencatat jumlah kata yang diterjemahkan. Klien umumnya mencantumkan ini dalam PO atau memberitahu kita sebelumnya. Jangan lupa mencatatnya untuk keperluan pengiriman tagihan ke klien. Selain itu, kamu juga perlu mengetahui jumlah kata untuk memperkirakan waktu penyelesaian terjemahan dan mendiskusikan tenggat yang tepat bersama klien. (You need to know exactly and take note of the number of words you will translate. Word count is usually listed in PO or provided by the client in the initial offer. When the project is complete, you will send your invoice that includes the word count. You also need to know the word volume in order to estimate the time you need to complete the project and discuss suitable deadline with your client.)
  • Rencanakan waktu penyelesaian proyek. Jika kamu mampu menerjemahkan 5 halaman dalam sehari, dan harus mengerjakan 30 halaman, maka waktu yang diperlukan adalah enam hari. Tentu saja ini bergantung pada kemampuan kita masing-masing, ya. Jangan lupa juga mengatur waktu untuk membaca ulang dan menyunting sendiri hasil terjemahan kita sebelum dikirim ke klien. Klien umumnya memiliki editor sendiri yang akan memeriksa hasil terjemahan kita, tapi pastikan kita mengirim hasil terjemahan yang berkualitas dan bebas dari kesalahan. (Schedule your time to work on the translation. For example, if you can translate 5 pages in one day, and you have 30 pages, then you need six days to complete the translation. Remember to set some time to re-read your translation and perform self-editing before delivering it to your client. They normally have their own editors for this, but you have to make sure you deliver high-quality translation without errors and typos.)
  • Terakhir, siapkan kamus dan bahan rujukan yang diperlukan, minuman atau camilan kesukaan dan nyalakan komputer. Kamu siap bekerja merangkai kata dan menyampaikan makna dari bahasa asing yang kamu kuasai ke bahasa Indonesia yang kita cintai 🙂 (The last thing to do is get your dictionary and other relevant references, your favorite drink or snacks and turn on your computer. Now, you’re ready to weave words and convey meaning from a foreign language to our beloved Indonesian language :))

Apa saja yang kalian lakukan sebelum mulai mengerjakan proyek penerjemahan? Jika ada tambahan atau masukan lain, silakan bagikan di kolom komentar, ya.

What steps do you take before starting a translation project? Let me know and share it with others in the comment section below.

Hai! Saya Desi, penerjemah bersertifikat HPI untuk pasangan bahasa Inggris-Indonesia dan Indonesia-Inggris, sekaligus juru bahasa profesional. Saya berbagi pengalaman sebagai penerjemah lepas melalui blog dan siniar saya “Being a Translator: a Podcast by Desi Mandarini“. Saat ini, saya masih menjadi anggota aktif Himpunan Penerjemah Indonesia (HPI) sejak tahun 2010, dan Perhimpunan Juru Bahasa Konferensi Indonesia (AICI). Ingin tahu lebih banyak tentang pekerjaan saya? Mari berteman di Instagram, Twitter, Facebook, atau LinkedIn.  Punya pertanyaan atau komentar? Kirimkan saja melalui surel ke info@desimandarini.com. Salam sukses!

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.