Hal-hal yang Tetap Saya Lakukan untuk Mempertahankan Kualitas Sebagai Penerjemah dan Juru Bahasa

Sesukses dan seterkenal apa pun seorang penerjemah atau juru bahasa, ia tidak akan bisa mempertahankan kesuksesannya jika kualitas diri dan pekerjaannya tidak dijaga. Ada beberapa hal yang saya perhatikan selama ini yang menurut saya dapat membantu menjaga kualitas sebagai penerjemah dan juru bahasa.

Disiplin

Disiplin merupakan hal utama yang harus menjadi bagian dari pekerjaan kita. Ini adalah awal dari kesuksesan. Semua hal yang saya lakukan berawal dari kedisplinan. Disiplin dalam mengatur waktu, menaati tenggat dan jadwal harian yang saya buat, menata file proyek terjemahan, mencatat semua pekerjaan yang saya terima berikut bayarannya, membuat glosarium dan daftar istilah untuk setiap proyek yang saya kerjakan, hingga membalas email serta membereskan meja kerja. Keteraturan dan disiplin sudah menjadi bagian dari keseharian saya. Hasilnya, ketika saya harus mencari informasi tentang klien tertentu, mencari file penting, atau menelusuri riwayat pembayaran dari klien, saya dapat menemukannya dengan mudah. Tanpa rasa panik atau bingung. Ini tentu saja menghemat waktu, dan membuat saya dapat bekerja dengan lebih efektif dan efisien.

Tidak menerima pekerjaan secara asal-asalan

Sebagai penerjemah dan juru bahasa lepas, saya mengetahui sejauh mana kemampuan diri sendiri. Saya tidak mau menerima pekerjaan yang bukan merupakan bidang saya. Biasanya, ketika mendapat tawaran pekerjaan semacam ini, saya akan berterus-terang kepada klien bahwa saya belum pernah mengerjakan proyek serupa. Beberapa klien memahaminya, tapi yang lain kerap mendorong saya untuk mencoba. Hm, jika begini saya biasanya akan meminta kebijaksanaan mereka mengenai tenggat yang harus dipenuhi dan daftar istilah atau glosarium yang mereka miliki untuk proyek tersebut. Sejauh ini, saya belum pernah mengalami masalah dalam hal ini. Selama kita berani mengemukakan pendapat dan alasan kita dengan cara yang sopan dan baik, klien atau rekan kerja pasti bisa memahami. Sisi baiknya, saya mendapat pengalaman di bidang baru. Sisi buruknya? Ya, tentu saja kehilangan pemasukan, hehehe!

Melakukan marketing atau mencari klien baru

Di dua tahun pertama saya bekerja sebagai penerjemah lepas, saya pernah merasa sangat puas karena sudah berhasil memiliki beberapa klien tetap yang rutin memberi proyek terjemahan sepanjang tahun. Tapi, bukankah kebutuhan hidup juga ikut bertambah setiap tahun, dan harga-harga selalu mengalami kenaikan? Saya bekerja mengandalkan koneksi internet dan membeli lisensi CAT Tool yang harus diperbarui secara berkala. Saya juga menghadiri pelatihan dan seminar untuk menambah wawasan dan meningkatkan keterampilan sebagai penerjemah dan juru bahasa. Nah, pendapatan saya tentu saja harus dapat menutup modal yang saya keluarkan untuk bekerja. Itu sebabnya, saya tetap melakukan pemasaran untuk jasa saya dan mencari klien baru setiap bulan. Jangan lupa, tidak semua klien tetap yang kita miliki juga akan terus menggunakan jasa kita. Terkadang, mereka menemukan penerjemah atau juru bahasa yang menawarkan tarif yang lebih murah dari tarif saya ke klien tersebut. Saat itulah mereka akan beralih ke lain hati penerjemah dan saya kehilangan satu klien. Inilah saatnya saya harus sigap dan berupaya mencari pengganti sumber pemasukan saya itu 😉

Menaikkan atau menyesuaikan rate terjemahan dan penjurubahasaan.

Dalam setahun, saya selalu membicarakan tentang penyesuaian rate dengan klien. Tidak pernah menaikkan rate artinya tidak menghargai kemampuan, keterampilan, dan pengalaman yang sudah saya capai dan kuasai sejauh ini. Tentu saja saya tidak serta-merta mengajukan permintaan kepada klien untuk menaikkan tarif saya. Bisa-bisa saya malah didepak, hahaha! Saya biasanya meminta masukan dari klien mengenai kualitas pekerjaan saya sejauh ini, setelah itu barulah saya mengajukan permintaan menaikkan tarif jasa saya disertai alasan yang masuk akal. Jika klien menghargai dedikasi dan kemampuan kita, mereka tidak akan keberatan untuk mempertimbangkan hal ini. Meskipun pada akhirnya mereka menolak, ya tidak ada ruginya bagi saya. Selama saya masih merasa betah bekerja dengan mereka dan diperlakukan dengan baik, saya tidak keberatan untuk tetap bekerja sama. Lebih baik mencoba daripada tidak sama sekali, bukan? Jika langkah ini tidak berhasil, saya biasanya mengajukan atau memberlakukan tarif terbaru yang saya inginkan kepada klien baru. Jadi, jangan pernah merasa ragu atau takut untuk minta kenaikan tarif, karena itu adalah hak kita.

Menjalin pertemanan dan jejaring

Jangan pernah meremehkan kekuatan promosi dari mulut ke mulut. Biasanya, promosi oleh rekan seprofesi atau teman dan kenalan sangat ampuh dalam membantu memperoleh proyek. Berkenalan dengan siapa pun, mulai dari teknisi SIS (Simultaneous Interpretation System), pembicara di suatu seminar, karyawan kantor pemerintah, apalagi sesama penerjemah dan juru bahasa akan sangat berguna dalam memperluas jejaring dan membantu menyebarkan informasi tentang jasa saya sebagai penerjemah. Kita tidak pernah tahu kapan dan siapa yang akan memerlukan jasa kita nantinya. Jadi, saya menganggap berjejaring dan berteman sebagai salah satu bentuk investasi profesi juga yang akan membuahkan hasil di masa depan.

3 thoughts on “Hal-hal yang Tetap Saya Lakukan untuk Mempertahankan Kualitas Sebagai Penerjemah dan Juru Bahasa

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.