
Apa pun profesi kita, entah itu penerjemah, guru, pengusaha, atau akuntan, memperkaya wawasan dan mengasah keterampilan wajib dilakukan secara berkesinambungan. Setuju, kan? Caranya juga beragam, sesuai dengan keinginan kita. Sebagian orang memilih belajar sendiri, sedangkan sebagian lainnya lebih suka mengikuti kelas atau kursus tertentu. Tentu saja ini bisa disesuaikan dengan keinginan dan waktu yang tersedia.
Bagi saya, belajar sendiri atau secara formal sama asyiknya. Ketika ada waktu luang, saya suka membaca buku atau artikel dalam bahasa Inggris dan Indonesia yang menurut saya bermanfaat untuk pengembangan keterampilan dan menambah wawasan saya sebagai penerjemah. Selain itu, saya juga suka menonton film berbahasa Inggris dan ini sekaligus merupakan hobi saya :). Satu lagi, saya suka menyimak siniar (podcast) berbahasa Inggris maupun Indonesia. Ketiga hal itu bisa saya lakukan kapan saja dan di mana saja. Belakangan ini, saya juga memberanikan diri untuk menulis di blog. Ini merupakan salah satu cara saya untuk mengasah kemampuan menulis, sekalian berbagi ilmu yang saya miliki. Saya tidak mengatakan bahwa saya memiliki segudang ilmu ya, hehehe. Setidaknya, saya harap ini akan berguna bagi rekan-rekan lain yang seprofesi atau baru mulai bekerja sebagai penerjemah dan juru bahasa 🙂 Sedangkan untuk memperkaya pengetahuan secara formal, saya kerap mengikuti pelatihan mengenai penerjemahan dan penjurubahasaan yang diadakan oleh organisasi profesi saya atau lembaga lainnya.

Sebagai penerjemah, membaca itu merupakan hal wajib. Pekerjaan penerjemah adalah menyampaikan gagasan dan pesan dari suatu bahasa asing ke bahasa ibu kita, dalam hal ini bahasa Indonesia. Untuk itu, diperlukan kemampuan membaca dan menulis yang baik dalam bahasa sasaran. Membaca adalah cara yang baik untuk belajar memahami pikiran dan pendapat dalam bentuk tertulis, serta memperkaya kosakata. Saya menyukai buku tentang pengembangan diri, misteri, kisah detektif, petualangan, gaya hidup, dan fiksi ilmiah. Wah, membahas tentang buku tidak akan ada habisnya 🙂 Saya akan mencoba menulis tentang buku yang saya sukai di posting saya berikutnya.
Membaca juga memperluas wawasan saya mengenai segala hal yang sedang terjadi, baik di sekitar saya ataupun di dunia. Hanya karena saya penerjemah yang bekerja dari rumah, tidak berarti saya harus menjadi katak dalam tempurung dong, hehehe. Salah satu majalah berbahasa Indonesia yang rutin saya baca adalah Intisari. Majalah ini sudah mulai saya baca sejak zaman SD lho, hahaha! Saya juga membaca tulisan dan artikel yang diterbitkan oleh penerjemah lain, baik dari Indonesia maupun negara lain. Dengan begitu, saya memperoleh banyak tambahan ilmu dan tips yang berguna untuk profesi saya. Ada beberapa situs web milik penerjemah lain yang rutin saya baca, seperti blog Desak N Pusparini, Luh Windiari, dan Corinne McKay. Selain itu, ada beberapa situs berita daring (online) berbahasa Inggris dan Indonesia yang saya baca setiap hari.
Film adalah sarana kedua saya untuk mengasah keterampilan, terutama sebagai juru bahasa. Saya tidak pernah tinggal di negara berbahasa Inggris, jadi cara saya mengasah kemampuan menyimak penuturan dalam bahasa ini adalah menonton film. Budaya dan kebiasaan masyarakat negara tersebut juga bisa saya pelajari dan lihat di film. Hal ini sangat membantu saat saya menerjemahkan atau melakukan penjurubahasaan. Pelafalan dan penekanan kata dalam bahasa Inggris juga sangat pas untuk dipelajari melalui dialog dalam film.
Selain film, siniar adalah sumber pembelajaran saya yang lain. Sama halnya dengan film, saya banyak memperoleh manfaat dengan menyimak siniar. Pelafalan, intonasi, idiom, istilah-istilah baru, dan pengetahuan tentang asal-usul kata dalam bahasa Inggris kerap saya peroleh dan dengar pertama kali dari siniar yang saya ikuti. Ada banyak siniar dalam bahasa Inggris dan Indonesia yang tersedia, saya biasanya mencari informasinya di mesin pencari di internet. Salah satu siniar kesukaan saya adalah Grammar Girl.

Cara belajar selanjutnya adalah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh organisasi profesi atau lembaga lain. Saya sudah beberapa kali mengikuti pelatihan penerjemahan dan penjurubahasaan. Satu hal yang luar biasa adalah selalu ada saja hal baru yang saya dapatkan dari setiap pelatihan. Minggu lalu saya mengikuti pelatihan penjurubahasaan oleh AIIC dan pelatihnya adalah Matthew Perret, juru bahasa senior yang menguasai empat bahasa: Inggris, Prancis, Spanyol, dan Italia. Beliau membagikan banyak ilmu dan kiat kepada para peserta yang merupakan juru bahasa konsekutif dan simultan. Selengkapnya mengenai pelatihan ini akan saya ceritakan di posting berikutnya, ya 🙂
Oh ya, selagi membahas tentang pelatihan, saya ingin berbagi informasi tentang pelatihan penjurubahasaan yang akan diadakan oleh organisasi profesi tempat saya bernaung, yaitu HPI Komisariat Daerah Bali. Pelatihan ini akan diadakan pada hari Minggu, 26 Agustus 2018. Pelatihnya adalah Ibu Inanti Pinintakasih Diran. Beliau adalah juru bahasa dengan segudang pengalaman dan sudah malang-melintang di dunia penjurubahasaan sejak tahun 1998. Siapa tahu ada rekan seprofesi yang bertempat tinggal di sekitar Denpasar yang tertarik mengikuti pelatihan ini. Keterangan selengkapnya tentang pelatihan ini dapat dilihat di poster di bawah ini.
Nah, itulah beberapa hal yang saya lakukan untuk memperkaya wawasan dan mengasah keterampilan saya sebagai penerjemah dan juru bahasa. Semoga berguna, ya.
One thought on “Mengembangkan Keterampilan Sebagai Penerjemah & Juru Bahasa”