5 Buku Favorit Saya (My 5 Favorite Books)

Kali ini, saya ingin berbagi tentang lima buku yang sudah saya baca dan menjadi favorit untuk direkomendasikan. Kelima buku ini tidak hanya tentang penerjemahan, ya 🙂 Urutannya pun tidak mencerminkan pilihan saya, karena saya pikir kelima buku ini sama bagusnya.

1.   How To Succeed As A Freelance Translator oleh Corinne McKay

Image result for how to succeed as a freelance translator

Buku ini memuat begitu banyak informasi tentang memulai karier sebagai penerjemah lepas. Mulai dari apa yang seharusnya kita lakukan jika ingin memulai karier sebagai penerjemah atau juru bahasa, alat bantu dalam menerjemah (CAT Tools atau Computer Assisted Translation Tools), hingga mitos dan fakta mengenai profesi ini. Buku ini wajib dibaca oleh mereka yang tertarik menggeluti dunia penerjemahan atau sekadar menambah pengetahuan mengenai profesi penerjemah dan juru bahasa.

 

 

2. Xenoglosofilia oleh Ivan Lanin

IMG_9294

Buku ini adalah kumpulan tulisan Ivan Lanin, seorang pegiat bahasa Indonesia yang pernah memperoleh penghargaan Pembina Bahasa Indonesia 2016 dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa sebagai Peneroka Bahasa Indonesia Daring. Dalam bukunya, Ivan memuat pertanyaan paling umum hingga paling khusus mengenai bahasa Indonesia. Semua itu diambil sebagian besar dari blog dan cuitan beliau di Twitter. Misalnya, apa beda “lajur” dan “jalur”? Lalu, mana penulisan yang benar: “praktek” atau “praktik”? Pokoknya, kalau ingin mengetahui lebih banyak tentang bahasa Indonesia (yang ternyata tidak semudah yang kita selalu bayangkan!) yang baik dan benar, buku inilah jawabannya. Ternyata, ada banyak juga kata-kata dalam bahasa Inggris yang sebenarnya memiliki padanan yang tak kalah bagus dalam bahasa Indonesia. Jadi, kenapa harus nginggris? 😀

Sayang buku ini belum ada versi digitalnya, jadi saya masih membeli versi cetak. Mengapa saya lebih suka versi digital atau ebook? Karena sudah tidak punya ruang lagi untuk menyimpan buku versi cetak, huhuhu, dan membeli buku digital sangat memudahkan hidup saya. Selain harganya lebih murah, saya jadi tidak perlu menenteng buku cetak yang terkadang lumayan berat jika disimpan di dalam tas.

3. Goodbye, Things oleh Fumio Sasaki

Image result for goodbye, things

Saya membeli buku ini karena tertarik setelah membaca ulasannya yang menarik. Sebelumnya, saya sudah membaca buku Marie Kondo yang berjudul The Life-Changing Magic of Tidying Up. Menurut saya, isinya mirip karena membahas tentang gaya hidup yang rapi dan minimalis. Bedanya, Fumio Sasaki lebih banyak menceritakan pengalaman pribadinya sebelum dan setelah menjalani gaya hidup minimalis. Benar-benar mencengangkan perubahan yang ia lakukan, mulai dari seseorang yang suka menimbun barang (hoarder) demi gengsi hingga menjadi penganut minimalisme yang hanya memiliki sedikit barang yang memang sangat penting dan diperlukan dalam hidup. Saya sangat terinspirasi oleh buku ini, dan memang terbukti kalau hidup dengan lebih sedikit barang itu sangat memudahkan kita, dan tentu saja, menghemat ruang dan megurangi kesumpekan, hehehe. Satu kutipan yang saya suka dari buku ini adalah:

“Why do we own so many things when we don’t need them? What is their purpose? I think the answer is quite clear: We’re desperate to convey our own worth, our own value to others. We use objects to tell people just how valuable we are.” 

4. The Subtle Art of Not Giving A F*ck oleh Mark Manson

Image result for the subtle art of not giving a fBuku favorit saya selanjutnya adalah The Subtle Art of Not Giving A F*ck yang ditulis oleh Mark Manson. Hm, setelah membaca buku ini saya jadi merasa lebih percaya diri. Hahaha! Mengapa? Ya, karena Mark Manson menceritakan bagaimana ia memilih apa yang penting dalam hidupnya tanpa memedulikan anggapan dan perkataan orang lain. Seperti “suka-suka gue” tapi dengan cara yang bertanggung jawab dan masuk akal. Benar juga apa yang ia paparkan, karena semakin kita peduli akan apa kata orang atas tindakan dan pilihan hidup kita, maka kita akan semakin tenggelam dalam ketidakpuasan dan rasa tidak bahagia. Hidup ada suka dan dukanya, dan itulah makna hidup sesungguhnya 🙂 Jadi, ketika kita merasa sedih atau mengalami peristiwa tak mengenakkan, ya anggaplah itu bagian dari hidup alih-alih akhirnya. Hidup yang kita jalani seharusnya berdasarkan pada standar dan keinginan kita, bukan standar dan keinginan orang lain.

“When people measure themselves not by their behavior, but by the status symbols they’re able to collect, then not only are they shallow, but they’re probably a**holes as well.”

5. The White Tiger oleh Aravind Adiga

Image result for the white tiger

Ini adalah buku terakhir yang menurut saya bagus dan wajib dibaca. Dan, saya baru menyadari kalau ini satu-satunya buku fiksi dalam daftar saya kali ini. Karakter utama buku ini bernama Balram. Ya, benar. Latar belakang cerita ini adalah India dengan beragam keunikan budaya dan kehidupan sosialnya: kasta, kemiskinan, kesetiaan, bahkan korupsi dan agama. Intinya, buku ini mengisahkan perjalanan hidup Balram, si tokoh utama yang berasal dari kasta rendah dan bekerja sebagai sopir. Ia akhirnya mencapai kesuksesan dalam hidupnya, dan berhasil mengubah takdirnya yang menurut pandangan kasta dan keluarganya akan selamanya menjadi sopir atau pelayan di kedai teh. Nah, perjalanan hidupnya yang berliku inilah yang dipenuhi banyak kelucuan, tragedi, dan kesedihan yang muncul dari keluguan Balram. Buku ini meraih penghargaan Man Booker Prize pada tahun 2008, bersamaan dengan penerbitan pertamanya.

Itulah kelima buku yang sudah saya baca dan menjadi favorit. Ada banyak lagi buku lainnya, mungkin kali lain akan saya bagikan lagi di sini.

“Great books help you understand, and they help you feel understood.”

— John Green

 

af47a018-f81d-4818-aa24-380eb7b21ffe

 

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.