Sebagai penerjemah dan juru bahasa yang sudah bekerja lebih dari satu dekade, saya jadi memiliki alur kerja sendiri ketika akan bertugas di sebuah acara. Urutan aktivitas yang berulang kali saya lakukan akhirnya menjadi kebiasaan yang tertanam di otak dan saya lakukan secara otomatis.
Sebelum saya jelaskan urutannya, bagi yang belum tahu juru bahasa itu apa, yuk baca dulu. Profesi interpreter atau juru bahasa memainkan peran penting dalam komunikasi lintas budaya, bisnis, dan pemerintahan. Saya juga pernah menulis tentang ini di sini. Juru bahasa bekerja guna memastikan pesan disampaikan secara akurat dan tepat dalam bahasa target. Nah untuk itu, ada langkah-langkah yang selalu saya lakukan sebelum, selama, dan sesudah proses penjurubahasaan.
Sebelum Bekerja
- Persiapan Materi:
Juru bahasa harus memahami konteks dan materi yang akan diinterpretasikan. Ini meliputi mempelajari materi presentasi, agenda rapat, atau dokumen pendukung lainnya. Dengan pemahaman yang mendalam, juru bahasa bisa mengantisipasi terminologi spesifik dan isu yang mungkin muncul. Kebiasaan saya adalah membaca semua materi yang diberikan lalu membuat daftar istilah mini sebagai acuan saat bekerja nanti. - Riset Mandiri:
Selain mempelajari materi dari klien, saya juga melakukan riset mandiri. Dengan memanfaatkan mesin pencari di internet dan teknologi saat ini, AI, saya dapat memperoleh informasi tambahan untuk melengkapi materi yang sudah ada. Saya biasanya mencatat istilah-istilah di buku khusus yang saya gunakan saat menjurubahasakan atau saya ketik di dokumen Word untuk saya rapikan setelah bertugas, lalu simpan di folder khusus yang saya buat untuk pekerjaan tersebut. - Peralatan Teknologi:
Sebelum mulai bekerja di lokasi acara, juru bahasa wajib melakukan tes pada sistem audio yang akan digunakan saat bekerja. Memastikan peralatan teknologi seperti mikrofon, headset, dan sistem interpretasi bekerja dengan baik adalah langkah yang sangat penting. Juru bahasa harus terbiasa dengan alat yang akan mereka gunakan untuk menghindari gangguan teknis selama proses interpretasi, misalnya mana tombol untuk keluaran audio dalam bahasa Indonesia, tombol untuk mematikan input audio dari floor/audiens, dan lainnya. Ada banyak merek dan model konsol untuk sistem penjurubahasaan simultan. Jadi, saya wajib tahu cara mengoperasikannya agar dapat bekerja dengan lancar dan nyaman. - Tas Khusus: Saya memiliki satu tas khusus yang saya bawa selalu saat bertugas. Isinya apa saja? Semua perlengkapan tempur untuk masuk booth yang siap dibawa tanpa harus bingung menentukan apa saja isinya, seperti botol air, tempat pensil, kabel pengisi daya ponsel dan laptop, buku catatan, dan post-it. Jadi, saya tinggal ambil dan bawa saja saat pergi. Super ringkas, cepat, dan praktis!
Selama Proses Penjurubahasaan
- Konsentrasi Penuh:
Juru bahasa harus menjaga konsentrasi penuh selama proses interpretasi. Kemampuan untuk mendengarkan dengan saksama dan menerjemahkan secara simultan memerlukan fokus yang tinggi. Mengelola energi dan fokus sangat penting untuk menjaga kualitas interpretasi. Itu sebabnya saya selalu membawa botol air saat bertugas, karena kadang pihak penyelenggara acara tidak menyediakan atau lupa menyediakan air di dalam booth untuk para juru bahasa. Tidak lucu, kan, kalau tenggorokan kering membuat saya serak, terbatuk-batuk, sehingga mengganggu kerja saya. - Manajemen Waktu:
Menjurubahasakan adalah pekerjaan yang melelahkan. Oleh karena itu, penerjemah perlu mengatur waktu dengan baik dan mungkin bergantian dengan rekan kerja untuk sesi yang panjang. Ini membantu menjaga ketajaman mental dan akurasi dalam interpretasi. Saya selalu membuat kesepakatan di awal dengan rekan kerja untuk menentukan waktu giliran kerja agar kami bisa bekerja dengan baik dan nyaman. Misalnya, bergantian setiap 20 atau 30 menit. - Adaptasi dan Fleksibilitas:
Tidak jarang pembicara menyimpang dari topik atau memperkenalkan istilah baru. Penerjemah harus mampu beradaptasi dengan cepat dan fleksibel terhadap perubahan ini, sambil menjaga keakuratan dan konsistensi pesan. Untuk itulah, saya harus selalu siap melakukan penelusuran di internet ketika ada istilah atau jargon baru yang disampaikan oleh pembicara. Inilah saatnya kemampuan mengetik cepat dan meriset di Google sembari menerjemah sangat diperlukan. Jangan sampai juru bahasa malah teralihkan dengan aktivitas mengetik dan meriset. Ini juga alasan mengapa pekerjaan penjurubahasaan harus dilakukan oleh dua juru bahasa. Mereka akan saling bantu ketika situasi seperti ini muncul. It’s all about team work!
Setelah Proses Penjurubahasaan
- Evaluasi dan Umpan Balik:
Setelah sesi selesai, penting bagi juru bahasa untuk mengevaluasi kinerja mereka. Mendiskusikan apa yang berjalan baik dan apa yang bisa diperbaiki dengan rekan kerja di dalam booth atau klien akan membantu dalam pengembangan keterampilan. Lewat masukan dan saran dari rekan dan klien, saya jadi belajar lebih banyak dan mendapat informasi yang lebih akurat untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi saya. - Catatan dan Dokumentasi:
Menyimpan catatan tentang istilah baru atau tantangan yang dihadapi selama sesi membantu dalam persiapan untuk tugas-tugas berikutnya. Dokumentasi ini bisa menjadi referensi berharga di masa depan, lo. Jadi, jangan sampai catatan atau ringkasan atau apa pun yang sudah dibuat terlupakan atau terbuang. Saya selalu memastikan saya sudah menyimpan file terkait di dalam folder yang tepat, sehingga memudahkan saya mencari dan menggunakannya lagi ketika mengerjakan tugas dengan topik serupa atau sama. - Pemulihan dan Istirahat:
Karena penjurubahasaan adalah tugas yang intens dan menuntut energi, juru bahasa perlu waktu untuk beristirahat dan memulihkan diri setelah sesi. Istirahat yang cukup membantu dalam menjaga keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi. Wow, terdengar klise, ya? He-he. Namun, ini benar. Setelah bertugas, saya selalu merasa sangat lelah dan cenderung mengantuk. Kemampuan untuk mengobrol dan berpikir yang agak serius menurun sebanyak hampir 80%, haha! Akibatnya? Saya lebih memilihmakan nasi padang lauk lengkaptidur atau sekadar bersantai membaca buku bertopik ringan, atau menonton acara TV bergenre komedi.
Nah, itulah langkah-langkah yang selalu saya lakukan sebelum, selama, dan sesudah bertugas sebagai juru bahasa. Juru bahasa adalah profesi yang menuntut persiapan yang matang, konsentrasi tinggi selama proses, dan evaluasi yang teliti sesudahnya. Langkah-langkah ini membantu saya sebagai juru bahasa mencapai hasil yang maksimal dan memastikan pesan disampaikan dengan tepat dan akurat. Saya tenang bekerja, klien pun senang dengan hasilnya.
Apakah kamu juga berprofesi sebagai juru bahasa? Apa saja yang kamu lakukan sebelum bekerja? Atau mungkin kamu ingin bertanya lebih lanjut tentang profesi ini? Sila sampaikan di bagian komentar, ya. Saya akan berusaha menjawab semampunya. Terima kasih sudah membaca sampai akhir! 🙂


Desi is an HPI-certified English<> Indonesian translator, interpreter, and editor. She’s into books, writing, movies, and learning foreign languages. She’s the director of Transloka Lingua (PT Transloka Lingua Bahasa), a legally-established translation company founded in January 2024. Desi also manages a blog and podcast where she shares her experience as a linguist as well as tips and tricks on productivity and freelancing. Desi is a member of Association of Indonesian Translators (HPI) and Association of Indonesian Conference Interpreters (AICI). Follow her on Instagram, Facebook, and LinkedIn. Have questions for Desi? Send an email to hello@desimandarini.com.