Bekerja Setelah Idulfitri dan Libur Panjang

Saya sudah merencanakan menulis ini sebeum Idulfitri, tetapi apa daya, pekerjaan dan urusan keluarga lebih banyak menyita waktu saya. Ah, alasan klise sekali, ya. Jadi izinkan saya mengucapkan selamat Idulfitri dan memohon maaf lahir dan batin. Sepertinya belum terlambat, kan, untuk meminta maaf? ๐Ÿ˜‰

Pada momen Idulfitri kali ini, saya lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga dan bersantai. Saya pun berhasil mengurangi jam kerja sebagai penerjemah (baca: minta libur dari klien) sehingga waktu libur Idulfitri bisa saya maksimalkan untuk beristirahat sejenak, menghabiskan waktu bersama keuarga, dan tidak memikirkan singa mati (deadline)! Rasanya sungguh menyenangkan dan saya bersyukur sudah memutuskan mengambil jeda ini.

Namun, ketika saya kembali ke depan komputer pada Senin kemarin, kok, rasanya lelah lagi? Hmm, saya rasa waktu liburnya kurang. He-he-he. Kemudian saya memutuskan untuk menciptakan suasana baru di ruang kerja saya dan mengubah jam kerja sedikit. Saya mengganti tampilan desktop komputer dan mulai bekerja agak siang daripada biasanya, yaitu sekitar pukul 11.00. Kedua hal ini cukup ampuh membantu menyegarkan suasana dan kembali memicu motivasi kerja. Saya sempat berpikir meletakkan sestoples kue kering Idulfitri di meja kerja, tetapi membatalkannya. Sepertinya ini akan membuat saya lebih banyak mengudap kue kering daripada fokus bekerja dan tentu saja akan berdampak buruk pada kesehatan, ehem. Apalagi posisi kerja saya yang lebih banyak duduk di depan komputer. Ini tentu saja berbahaya! ๐Ÿ™‚

Ini bagian dari kemeriahan perayaan Idulfitri di rumah saya, yang tentu saja wajib melibatkan ketupat dan opor ayam. Ketupat tidak terliaht di foto ini, sudah nyaris habis! ๐Ÿ™‚

Syukurlah kiat sederhana yang saya lakukan itu berhasil membantu saya keluar dari ‘kemalasan’ bekerja dan membangkitkan kembali motivasi dan semangat.

Bagaimana denganmu? Apakah kamu mengalami hal yang sama? Lalu, bagaimana caramu mengatasinya?

Salam sukses!

Desi is an HPI-certified English<> Indonesian translator and professional interpreter. She’s into books, writing, movies, and learning foreign languages. She’s the director of Transloka Lingua (PT Transloka Lingua Bahasa), a legally-established translation company founded in January 2024. Desi also manages a blog and podcast where she shares her experience as a linguist as well as tips and tricks on productivity and freelancing. Desi is a member of Association of Indonesian Translators (HPI) and Association of Indonesian Conference Interpreters (AICI). Follow her on Instagram, Facebook, and LinkedIn. ย Have questions for Desi? Send an email to hello@desimandarini.com.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.