
Semua orang pasti tak asing lagi dengan pepatah “Sedia payung sebelum hujan”, dan saya juga tidak akan menjelaskan maknanya secara panjang lebar. Bagi pekerja lepas seperti saya, menyediakan “payung” ini hukumnya WAJIB! Apa saja keadaan darurat atau kondisi tertentu yang kerap dihadapi oleh pekerja lepas seperti saya dalam kehidupan sehari-hari?
Cadangan koneksi Internet.
Saya tidak bisa membayangkan bekerja tanpa terhubung ke Internet. Hampir semua pekerjaan dan urusan admin yang saya lakukan memerlukan koneksi internet. Mulai dari korespondensi dengan klien lewat surel, mengakses file kerja, kamus, daftar istilah, hingga ruang kerja virtual bersama klien. Nah, ketika aliran listrik tengah terputus atau koneksi Internet utama sedang terganggu, inilah saatnya koneksi cadangan saya digunakan. Saya memiliki modem yang bisa digunakan ketika berada di tengah perjalanan atau di saat listrik mati. Namun, saya belum merasa perlu memiliki genset untuk mengantisipasi pemadaman listrik berkepanjangan. Sejauh ini, saya masih bisa menyiasatinya dengan bekerja di kedai kopi favorit sambil menyeruput latte. ๐
Cadangan file kerja dan file penting lainnya.
Saya membuat cadangan semua file kerja dan pribadi di penyimpanan awan dan HD eksternal. Semua konten utama laptop saya sudah saya cadangkan, jadi ketika komputer tiba-tiba rusak atau saya ditimpa kesialan hingga laptop hilang (amit-amit), saya tidak bingung. Saya masih bisa mengakses semua file saya di HD eksternal atau penyimpanan awan saya. Saya menggunakan penyimpanan awan berbayar untuk mengakomodasi jumlah file saya yang cukup banyak. Lakukan pencadangan data ini secara teratur agar terbiasa, misalnya sebulan sekali atau seminggu sekali jika jumlah file dan data yang kamu miliki sangat banyak dan bertambah secara signifikan setiap hari.
Ketika saya tiba-tiba jatuh sakit.
Siapa sih yang ingin sakit? Tidak ada, kan? Tapi, ada kalanya saya lengah dan tidak menjaga kesehatan dengan baik, kemudian jatuh sakit. Atau, mungkin saya sedang naas dan tertimpa musibah yang mengakibatkan saya tidak bisa bekerja sementara waktu. Kalau sudah begini, pasti repot. Untuk itu, pekerja lepas seperti saya perlu memiliki asuransi kesehatan, baik itu asuransi pemerintah maupun swasta. Saya saat ini memiliki keduanya, dan saya berharap tidak akan pernah digunakan, alias saya dihindarkan dari musibah atau penyakit yang menghambat produktivitas, amiiin. ๐ Kalau kamu bekerja lepas seperti saya tapi belum memiliki asuransi, inilah saatnya kamu mulai memikirkan untuk membelinya. Caranya? Silakan kamu cari di Google atau hubungi agen asuransi yang menurutmu cocok. ๐ Percayalah, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi esok atau tahun depan, jadi sediakan saja payungnya sebelum hujan turun. Jadi, meski kamu jatuh sakit, kamu tidak akan kebingungan karena tidak bisa bekerja dan pemasukan hilang. Apalagi jika harus membayar tagihan pengobatan yang mungkin sangat banyak jumlahnya. Setuju?
Ketika order terjemahan dan penjurubahasaan sedang sepi atau tidak ada sama sekali.
Kalau kamu adalah pekerja lepas, pasti akrab dengan celetukan ini: “Duh, order terjemahan lagi sepi, nih”, atau “Wah, bulan ini cuma ada satu job terjemahan aja.” Masa feast or famine atau masa sepi vs masa banjir order seperti ini akan selalu dialami oleh pekerja lepas seperti saya atau kamu. Itu sebbanya kamu harus bisa memanfaatkan masa-masa ini. Ketika order tengah banyak-banyaknya, gunakan waktu dengan baik dan sisihkan pemasukan untuk membangun dana darurat dan investasi. Sisihkan ya, bukan sisakan. ๐ Kamu akan sangat bersyukur ketika order pekerjaan tengah sepi sedangkan kamu harus tetap mengeluarkan uang untuk biaya kehidupan sehari-hari dan membayar tagihan. Mengapa? Karena kamu sudah memiliki dana cadangan setidaknya untuk beberapa bulan selanjutnya. Sebaiknya dana darurat saya siapkan untuk berapa bulan? Semua kembali ke keadaan masing-masing orang, dan bisa disesuaikan. Bisa tiga, enam, atau dua belas bulan. Informasi selengkapnya bisa kamu temukan dengan sangat mudah di Internet. Bagaimana, sudah siap membangun dana darurat? Kalau sudah, lanjutkan ke rencana cadangan terakhir di bawah ini, ya.
Ketika memasuki masa tua dan ingin pensiun.
Pekerja lepas tidak memiliki jaminan dana untuk hari tua, tetapi ini bukan berarti tidak bisa. Tentu saja bisa, kok. Bagaimana? Sama halnya dengan ASN atau pekerja kantoran lain, kamu bisa membangun sendiri dana pensiunmu melalui berbagai investasi yang sedang marak saat ini untuk menghasilkan pendapatan pasif yang mencukupi untuk biaya hari tua, atau menabung sedari sekarang untuk menyiapkan dana pensiunmu sendiri. Saya sendiri menggunakan fasilitas dari pemerintah untuk menabung dana hari tua saya secara rutin setiap bulan, dan kategorinya adalah pekerja bukan penerima upah. Saya juga mengikuti program tabungan pensiun di salah satu bank pemerintah untuk menyiapkan dana saya di usia senja nanti. Lebih baik bersusah-payah dahulu agar bisa menikmati hasilnya nanti, bukan? ๐
Nah, itulah lima rencana cadangan yang menurut saya wajib dimiliki oleh pekerja lepas. Apakah ada yang belum saya sebutkan? Bagaimana dengan kamu? Sudahkah kamu menyiapkan rencana-rencana cadangan untuk masa depan, masa ‘paceklik’ orderan, atau ketika ada gangguan lainnya yang mengganggu terlaksananya pekerjaanmu? Silakan berkomentar di bawah jika kamu punya kiat atau pendapat tentang membuat rencana cadangan untuk pekerja lepas.
Salam sukses!


Hai! Saya Desi, penerjemah bersertifikat HPI untuk pasangan bahasa Inggris-Indonesia dan Indonesia-Inggris, sekaligus juru bahasa profesional. Saya berbagi pengalaman sebagai penerjemah lepas melalui blog dan siniar saya “Being a Translator: a Podcast by Desi Mandarini“. Saat ini, saya masih menjadi anggota aktif Himpunan Penerjemah Indonesia (HPI) sejak tahun 2010, dan Perhimpunan Juru Bahasa Konferensi Indonesia (AICI). Ingin tahu lebih banyak tentang pekerjaan saya? Mari berteman di Instagram, Twitter, Facebook, atau LinkedIn. ย Punya pertanyaan atau komentar? Kirimkan saja melalui surel ke info@desimandarini.com. Salam sukses!
One thought on “Lima Rencana Cadangan yang Wajib Dimiliki oleh Penerjemah Lepas”