
Saat mendengar bahwa seseorang adalah pekerja lepas, pasti ada dua hal yang muncul di benakmu. Pertama, kamu berpikir bahwa bekerja lepas itu sungguh menyenangkan, bisa menentukan waktu kerja sesuka hati. Pokoknya bebas, merdeka. 🙂 Kedua, kamu beranggapan bekerja lepas itu tidak menyenangkan sama sekali. Harus mencari proyek sendiri, lalu menunggu pemasukan yang datangnya tak tentu. Hm, semua pasti ada kekurangan dan kelebihannya. Semua kembali ke keinginan dan kebutuhan setiap individu.
Nah, di bawah ini adalah beberapa pertanyaan umum yang kerap diajukan kepada pekerja lepas (seperti saya) berikut jawabannya sesuai pengalaman saya.
Bagaimana mengatur waktu sebagai pekerja lepas?
Disiplin adalah kuncinya. Ketika tidak ada atasan yang mengawasi atau mengatur ritme kerja kita, tugas mengatur waktu kerja sepenuhnya menjadi tanggung jawabmu sendiri. Gunakan segala sumber daya yang kamu miliki untuk membantu mengelola waktu dan pekerjaan, seperti kalender, aplikasi daftar tugas, buku catatan, atau lembar kerja di komputer. Dengan begitu, kamu dapat menggunakan waktumu secara maksimal dan menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Jangan lupa, bekerja lepas berarti tidak memiliki jadwal pasti. Jadi, tugas mengatur jadwal ada di tanganmu. Pastikan kamu memiliki disiplin yang tinggi untuk mematuhi jadwal yang telah kamu buat sendiri.
Ketika saya baru mulai bekerja lepas, jadwal saya sungguh amburadul, hahaha! Saya tidak tahu cara yang baik dan tepat untuk mengelola waktu dan memisahkan antara waktu bekerja dan waktu untuk diri sendiri. Walhasil saya pun kewalahan dan kerap bergadang untuk mengejar tenggat pekerjaan. Dan kamu pasti tahu, dampaknya tidak bagus untuk kesehatan dalam jangka panjang. Jangan menjaga kebiasaan buruk seperti ini, ya.
Dari mana saya bisa memperoleh proyek dan memasarkan jasa sebagai pekerja lepas?
Ini juga salah satu hal yang kerap ditanyakan kepada pekerja lepas seperti saya, sekaligus tantangan terbesar bagi pekerja lepas. Memang sulit saat baru memulai, dan itu sudah saya rasakan sendiri. Tertatih-tatih mencari proyek dan menjaring klien agar asap dapur terus mengepul. 😁Bagaimana sih caranya agar terus mendapat proyek dan memiliki klien tetap? Saat kamu memutuskan menjadi pekerja lepas, kamu tentu sudah tahu dan menimbang segala risikonya, bukan? Jadi, kamu harus sudah siap dengan berbagai strategi dan trik yang akan kamu gunakan untuk membidik klien dan menjaring proyek. Kita kembali lagi ke kata kunci yang saya sebutkan di awal tulisan ini: disiplin. Jika kamu sudah memiliki ini, niscaya jalan menuju proyek dan klien akan terbentang lebar selalu. Disiplinlah dan kariermu akan berjalan lancar. Tekunlah berjejaring dan bergaul dengan berbagai kalangan, terutama bidang profesimu. Lancarkan strategi pemasaran jasa yang sesuai dengan klien target. Cari informasi sebanyak-banyaknya untuk digunakan menyusun rencana pemasaran yang baik dan tepat sasaran. Eits, jangan sampai kamu menempuh cara-cara yang tidak baik untuk menggaet proyek, ya. Misalnya, merebut klien dari rekan sendiri dengan cara curang. Ini hanya akan mencoreng nama baikmu sendiri.
Kapan saya harus merencanakan keuangan sebagai pekerja lepas?
Saat kamu memutuskan untuk berkarier sebagai pekerja lepas, pada detik itu juga kamu harus sudah memiliki kesadaran bahwa pemasukan pekerja lepas itu fluktuatif. Saat itu juga kamu harus menentukan berapa porsi pemasukan yang akan kamu SISIHKAN dan TABUNG untuk masa depan dan hari tua. Tanpa perencanaan yang tepat di awal, masa depanmu tak akan terjamin. Kalau bekerja di perusahaan besar, kamu tentu tak harus pusing memikirkan segala tetek bengek kepegawaian. Pensiun sudah terjamin, gaji teratur tiap bulan, asuransi kesehatan sudah di tangan, dan pajak pun sudah dibayarkan. Pekerja lepas tidak dimanjakan dengan semua ‘kemewahan’ itu. Kamu sendiri yang harus bersusah-payah memanjakan diri dengan mengatur itu. Buat perencanaan keuangan tertulis sejak awal. Tuliskan semua pengeluaran dan pemasukan, atur anggaran untuk belanja, keperluan kerja, dan jangan lupa anggaran untuk bersenang-senang. 😊 Ingat menyisihkan penghasilan untuk menabung, berinvestasi, dan membeli asuransi. Bila masih kurang yakin dan tidak tahu, bertanyalah kepada sesama pekerja lepas atau perencana keuangan. Jangan sampai menyesal di kemudian hari karena tidak memiliki perencanaan keuangan dan cadangan dana ketika terjadi hal yang tak terduga.
Apa yang bisa saya lakukan sebagai pekerja lepas untuk bertahan di masa tua?
Miliki rencana pensiun yang pasti. Tentukan di usia berapa kamu ingin berhenti bekerja. Di bidang profesi saya, pekerjaan menerjemah bisa dilakukan hingga usia berapa pun asalkan kondisi fisik masih memungkinkan untuk bekerja. Namun bila kamu ingin pensiun di usia tertentu, pastikan kamu sudah mempunyai rencana yang jelas. Tentukan berapa persentase penghasilanmu yang sanggup kamu sisihkan untuk membangun dana pensiun. Saat ini, sudah ada program pensiun yang ditawarkan oleh beberapa bank dan instansi yang memang dibuat untuk pekerja lepas atau pekerja bukan penerima upah. Manfaatkanlah itu. Ingat, jika bukan kamu sendiri, siapa yang akan menjamin hidupmu di masa tua ketika sudah tidak produktif lagi? Saya juga pernah menyinggung sedikit tentang hal ini di tulisan saya ini.
Apa yang harus saya lakukan untuk mempertahankan karier sebagai pekerja lepas?
Jangan pernah berhenti mengasah keterampilan dan menambah pengetahuan, entah yang terkait dengan profesi maupun di bidang lain. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan, atau bahkan esok hari. Siapa tahu kamu menemukan bakat dan kemampuan di bidang lain dan membuka usaha atau menawarkan jasa untuk itu? Misalnya, saya adalah penerjemah lepas tapi tertarik pada dunia kuliner. Lalu saya mengikuti kursus memasak dan memutuskan membuka usaha katering dan laku keras. Luar biasa, bukan? Atau sebagai penerjemah lepas, saya memutuskan meningkatkan karier dengan membuka usaha agensi penerjemahan dan mempekerjakan beberapa penerjemah lepas lainnya. Semua kemungkinan bisa saja terjadi. Selalu ikuti perkembangan terkini di bidangmu dan perkaya diri dengan berbagai ilmu saat masih memungkinkan.
Akhir kata, bekerja lepas tidak berarti hidup tidak terjamin. 😊 Itu sebabnya kamu harus mulai bersiap sejak dini. Segala pekerjaan akan membuahkan hasil sesuai usaha yang kita lakukan. Bekerjalah dengan hati dan tanamkan kebiasaan baik serta disiplin tinggi.
Apakah kamu juga seorang pekerja lepas? Sudahkah kamu memiliki perencanaan yang pasti untuk kelangsungan pekerjaan dan masa depanmu nanti? Adakah saran lain yang ingin kamu sampaikan untuk para pekerja lepas di luar sana? Sila sampaikan di bagian komentar, ya.
Salam sukses!


Hai! Saya Desi, penerjemah bersertifikat HPI untuk pasangan bahasa Inggris-Indonesia dan Indonesia-Inggris, sekaligus juru bahasa profesional. Saya berbagi pengalaman sebagai penerjemah lepas melalui blog dan siniar saya “Being a Translator: a Podcast by Desi Mandarini“. Saat ini, saya masih menjadi anggota aktif Himpunan Penerjemah Indonesia (HPI) sejak tahun 2010, dan Perhimpunan Juru Bahasa Konferensi Indonesia (AICI). Ingin tahu lebih banyak tentang pekerjaan saya? Mari berteman di Instagram, Twitter, Facebook, atau LinkedIn. Punya pertanyaan atau komentar? Kirimkan saja melalui surel ke info@desimandarini.com. Salam sukses!