
CV (curriculum vitae atau riwayat hidup) atau resume adalah dokumen yang wajib dimiliki oleh siapa saja yang akan melamar pekerjaan. Bahkan yang sudah memiliki pekerjaan tetap harus memperbarui CV atau resume mereka secara berkala agar tetap relevan dengan perkembangan profesi yang dijalani.
Apa sih bedanya CV dan resume? CV memuat perincian lengkap tentang riwayat hidup dan semua pekerjaan yang pernah kamu jalani hingga saat ini. Sedangkan resume biasanya lebih khusus karena hanya memuat pengalaman kerja untuk bidang tertentu yang kita geluti, keterampilan, dan keahlian kerja kita di bidang tersebut. Perusahaan atau agensi kerap menyebutkan CV ketika yang mereka maksud adalah resume, dan sebaliknya. Nah, di Indonesia, pemberi kerja dan pencari kerja lebih umum menggunakan kata ‘CV’ alih-alih resume, meskipun sebenarnya yang dimaksud adalah resume. Untuk selanjutnya, saya akan menggunakan kata ‘CV’.

Apakah kamu berencana merombak CV yang sudah kamu miliki? Atau, kamu baru akan membuat CV untuk melamar pekerjaan, dan bingung harus memulai dari mana? Coba simak beberapa tips dari saya berikut ini agar kamu tidak bingung ketika membuatnya dan meningkatkan peluangmu untuk diterima oleh perusahaan atau agensi yang kamu lamar.
Pastikan tata letak CV sederhana dan mudah dibaca
Saya sarankan untuk menggunakan jenis, ukuran, dan warna font yang tidak membuat mata sakit ketika dibaca. Orang yang akan membaca CV-mu akan kehilangan minat untuk menyimak lebih jauh jika kamu menggunakan huruf yang sulit dibaca dengan warna yang membuat si pembaca harus memicingkan mata agar dapat melihat dengan jelas.
Usahakan juga menggunakan tanda baca yang benar sesuai kaidah bahasa yang kamu gunakan di CV, baik itu bahasa Indonesia, Inggris, maupun bahasa asing lainnya. Perhatikan di mana kamu harus menggunakan titik, koma, dan memenggal kalimat. Ingat ya, CV-mu adalah cerminan langsung keterampilan menulismu.
Selain itu, perhatikan juga foto yang kamu cantumkan di CV. Pastikan kamu menggunakan foto terbaru setengah badan atau seluruh badan dengan pose, raut muka, dan warna latar yang netral. Hindari menggunakan foto liburan yang membuat wajahmu tidak terlihat jelas atau foto berlatar belakang pemandangan spektakuler yang membuat calon klien malah kesulitan melihat dirimu di foto J
Cantumkan informasi yang BENAR dan RUNUT; usahakan hanya pengalaman 5 tahun terakhir

Banyak orang mengira dengan mencantumkan SEMUA pengalaman kerja, peluang untuk diterima dan mengikuti proses perekrutan selanjutnya akan lebih besar. Menurut saya, cantumkan hanya pengalamanmu yang paling penting dan cemerlang selama lima tahun terakhir. Namun, terkadang calon klien memiliki permintaan khusus, misalnya mencari penerjemah berpengalaman di atas sepuluh tahun. Nah, jika begini, kamu memang harus mencantumkan pengalaman yang relevan selama sepuluh tahun terakhir. Pastikan kamu membaca semua persyaratan yang diminta oleh calon klien sehingga kamu bisa mengirimkan CV yang sesuai dan menambah peluang untuk lolos ke tahap perekrutan selanjutnya.
Hal lain yang patut diingat adalah kamu harus mencantumkan informasi yang BENAR dalam CV. Jika kamu berbohong, risikonya sangat besar. Jika calon klien mengetahuinya saat kamu masuk proses seleksi selanjutnya, ini akan merusak citramu secara keseluruhan. Bagaimana mungkin calon klien menerima kandidat yang sejak awal saja sudah menggunakan informasi yang tidak benar mengenai dirinya? Jadi, saran saya adalah kamu sebaiknya mencantumkan informasi yang memang benar dan bisa dilacak kebenarannya. Jika kamu tidak pernah menjadi penerjemah untuk Klien X, jangan gunakan informasi Klien X di CV-mu, sebab calon klien pasti akan melacak informasi yang kamu cantumkan.
Sesuaikan isi CV dengan jenis pekerjaan yang dilamar dan cantumkan pengalaman yang relevan
Saya pernah melakukan kesalahan ketika baru memulai karier sebagai penerjemah lepas. CV yang saya kirimkan kepada calon klien saat itu memuat beragam pengalaman kerja yang tidak ada hubungannya dengan penerjemahan 😦 Akibatnya, saya tidak lolos seleksi. Jangan sampai kamu melakukan kesalahan yang sama, ya. Pilih pengalaman kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang kamu lamar yang dapat membantumu meningkatkan peluang lolos seleksi. Kalau kamu melamar untuk posisi sebagai penerjemah, hindari mencantumkan pengalaman sebagai tenaga pemasaran produk perbankan, kecuali pekerjaan tersebut memang ada kaitannya dengan penerjemahan.
Sebutkan keterampilan dan prestasi terbaik di bidang pekerjaan yang sama sebelumnya

Bayangkan dirimu sebagai calon klien. Jika mereka menginginkan seorang penerjemah untuk pelokalan situs web sebuah maskapai penerbangan, keterampilan dan keahlian apa yang kiranya diperlukan untuk proyek tersebut? Nah, kamu bisa mencantumkan semua keterampilan dan prestasi terbaikmu saat bekerja untuk proyek pelokalan situs web lain serta keahlianmu dalam bidang penerbangan komersial.
Hal lain yang tak kalah penting adalah kamu harus menyebutkan mengapa kamu bisa menjadi kandidat yang tepat untuk posisi yang dilamar dan bagaimana caramu membantu perusahaan atau agensi tersebut mencapai tujuan mereka dan mengatasi masalah yang terkait dengan posisi yang kamu lamar. Be a problem solver, not a problem creator 😉
Contoh:
Kamu adalah penerjemah lepas yang akan melamar ke penerbit yang sedang mencari seseorang untuk menerjemahkan sebuah buku tentang gaya hidup minimalis. Tuliskan semua pengalamanmu dalam menerjemahkan buku nonfiksi dan keahlian serta kecakapan khusus sebagai penerjemah buku dalam genre tersebut. Kalau kamu suka membaca buku nonfiksi di bidang ini, pastikan juga kamu menyebutkannya. Klien akan mempertimbangkan lamaranmu karena mereka berpikir kamu sudah terbiasa dengan istilah-istilah tentang gaya hidup minimalis. Lalu, ketika kamu diberi tes terjemahan dan bisa mengerjakannya sesuai ketentuan dari klien, kamu bisa yakin sepenuhnya bahwa kamu akan diterima oleh penerbit tersebut.
KESIMPULAN
Saya tidak akan memberi template atau contoh CV atau resume karena semua itu dapat dengan mudah ditemukan di internet atau bahkan di alat kerjamu sehari-hari, seperti MS Word. Kamu bisa dengan mudah menyesuaikan template dan desain yang sudah ada agar sesuai dengan keinginan dan seleramu sendiri.

Hal utama yang WAJIB kamu ingat adalah isi CV atau resumemu. Itu hal terpenting yang patut kamu perhatikan. Apalah artinya CV atau resume dengan tata letak, warna, dan desain yang meriah atau keren kalau isinya tidak relevan dan mencerminkan kemampuan dan keahlianmu yang sesungguhnya. Jika kamu memang ingin mendapatkan pekerjaan yang kamu inginkan, berusahalah dan luangkan waktu untuk kerja keras sedikit menyiapkan CV-mu. Kamu ingin mendapatkan pekerjaan yang kamu impikan, bukan? 🙂
Baiklah, itu semua tips menyusun CV dari saya berdasarkan pengalaman saya sendiri. Kalau kamu punya pertanyaan atau perlu saran dan bantuan menyusun CV, kamu bisa bertanya langsung ke saya lewat surel atau bagian komentar di bawah ini, ya. Kamu juga bisa bergabung di Facebook Group Bekerja Lepas Secara Produktif untuk membagikan pengalaman dan tips-mu sendiri tentang menyusun CV, produktivitas, dan bekerja lepas dengan pekerja lepas lainnya yang tergabung di grup tersebut.
Salam sukses!


Hai! Saya Desi, penerjemah bersertifikat HPI untuk pasangan bahasa Inggris-Indonesia dan Indonesia-Inggris, sekaligus juru bahasa profesional. Saya berbagi pengalaman sebagai penerjemah lepas melalui blog dan siniar saya “Being a Translator: a Podcast by Desi Mandarini“. Saat ini, saya masih menjadi anggota aktif Himpunan Penerjemah Indonesia (HPI) sejak tahun 2010, dan Perhimpunan Juru Bahasa Konferensi Indonesia (AICI). Ingin tahu lebih banyak tentang pekerjaan saya? Mari berteman di Instagram, Twitter, Facebook, atau LinkedIn. Punya pertanyaan atau komentar? Kirimkan saja melalui surel ke info@desimandarini.com. Salam sukses!
One thought on “Perhatikan Hal-hal Ini Ketika Menyusun CV atau Resume”