
Sebagai penerjemah lepas, saya mengalami masa ketika saya harus gencar mengirimkan begitu banyak lamaran ke calon klien, dan kebanyakan adalah ke agensi penerjemahan. Saat itu, saya baru memutuskan untuk menjadi penerjemah lepas purnawaktu. Saya belum tahu banyak tentang cara mengirim lamaran yang baik agar dapat dipertimbangkan, atau bahkan diterima, oleh agensi sebagai salah satu penerjemah mereka. Namun, seiring waktu saya jadi tahu tentang informasi apa saja yang harus saya tulis dan sertakan dalam lamaran. Nah, silakan simak beberapa tips dari saya di bawah ini.
Ketahui dulu sebanyak-banyaknya tentang agensi yang akan dikirimi lamaran.
Saat kamu melakukan riset untuk menentukan mana saja agensi yang akan dikirimi lamaran, pastikan kamu mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang agensi tersebut. Beberapa informasi yang patut diketahui adalah pasangan bahasa apa yang ditangani oleh mereka, bidang apa yang merupakan pangsa pasar si agensi, dan reputasinya. Bagaimana mengetahui apakah suatu agensi memiliki reputasi baik atau buruk? Kamu bisa cek di ProZ. Ada fitur Blue Board yang memuat umpan balik dari penerjemah yang bekerja sama dengan suatu agensi. Atau, kamu bisa bertanya ke rekan penerjemah lain yang pernah bekerja dengan agensi tersebut.
Buat surat lamaran (cover letter) dengan mencantumkan nama departemen atau orang yang dituju.
Sebelum mengirim surat lamaran, pastikan kamu sudah mengetahui pihak yang dituju. Misalnya, kalau kamu melamar sebagai penerjemah, carilah situs web agensi tujuanmu di mesin pencari seperti Google, dan telusuri struktur organisasi agensi tersebut. Biasanya mereka memiliki departemen khusus yang bertugas merekrut dan memproses lamaran untuk posisi peenrjemah lepas. Jadi, jika kamu sudah tahu bagian mana yang akan menerima lamaranmu, cantumkan itu di surat lamaran. Lebih baik lagi jika kamu mengetahui nama orang yang dituju. Misalnya “Bapak ABC; Kepala Bagian Perekrutan” atau “Mr. XYZ; Head of Talent Recruitment“. Dengan begitu, lamaranmu dipastikan akan masuk ke bagian yang tepat dan lebih cepat diproses.

Lampirkan CV terbaru, dan jika ada, contoh terjemahan.
Pastikan kamu selalu melampirkan CV terbaru di surat lamaranmu. Akan lebih baik lagi jika kamu punya contoh terjemahan untuk bidang yang kamu kuasai, sehingga agensi atau calon klien dapat menilai mutu terjemahanmu dan menjadikannya sebagai bahan pertimbangan. Ini sebaiknya dilakukan jika kamu baru saja memulai. Tapi, terkadang agensi cukup melihat CV-mu dulu lalu memberimu tes terjemahan jika mereka menilai kamu layak dipertimbangkan untuk bekerja sama dengan mereka. Ini yang sering terjadi pada saya. Ketika saya mengirim lamaran di masa saya baru mulai berkarier sebagai penerjemah, saya selalu menyertakan contoh terjemahan sebanyak satu atau dua halaman. Namun, setelah beberapa tahun, saya hanya mengirim CV terbaru, dan biasanya agensi akan mengirimi saya tes mereka sendiri jika mereka berminat menggunakan jasa saya. Mengapa? Karena setelah beberapa tahun, CV saya sudah cukup padat dan “berisi”, hehehe. Jadi, mereka tahu saya sudah pernah mengerjakan proyek apa saja dan di bidang apa. Jadi, jika mereka tertarik, mereka akan mengirimi saya tes untuk dikerjakan.
Jangan mengirim lamaran ke banyak agensi dengan isi surat lamaran yang sama persis alias main salin rekat begitu saja.
Komunikasi melalui surel atau surat pos tidak beda jauh dengan komunikasi lisan secara langsung. Jika kamu ingin orang menghargai usahamu berkomunikasi dengan mereka dan mendengar apa yang kamu tawarkan atau ingin sampaikan, ada baiknya kamu menggunakan bahasa yang sopan dan disesuaikan dengan lawan bicara. Nah, dalam hal berkirim surel, pastikan kamu juga mengingat ini. Orang yang membaca surat lamaranmu akan kehilangan minat segera setelah mereka membaca kalimat pembukamu yang kurang profesional, seperti “Hello!” atau “Hi Mr. Jones”. Lebih parah lagi jika kamu mengirim lamaran ke Agensi X, tapi kata pembuka di suratmu menyebutkan Agensi Y :D. Ini bisa terjadi jika kamu hanya menyalin surel sebelumnya dan merekatkan isinya di surel berikutnya, tanpa memeriksa dan membaca ulang sebelum mengirim. Ingat, ketelitian adalah salah satu hal yang wajib dimiliki oleh penerjemah. Karenanya, pastikan kamu memberi kesan pertama yang baik kepada agensi yang dituju.
Ada baiknya kamu menghabiskan waktu lebih banyak untuk menyusun isi surat lamaran untuk setiap agensi, sehingga calon klien pasti juga akan menghargai itu, dan nilaimu akan lebih tinggi di mata mereka. Mereka akan berpikir kamu layak dipertimbangkan untuk menjadi bagian dari tim mereka. Waktu yang mereka luangkan untuk membaca lamaranmu pun tidak sia-sia. Kerja keras pasti akan membuahkan hasil yang baik, setuju?
Pastikan surat lamaran memuat nomor kontak (alamat surel atau nomor telepon) yang jelas.
Kamu juga harus memastikan bahwa calon klien dapat menghubungimu jika mereka memutuskan ingin bekerja sama. Nah, alamat surel yang kamu gunakan sebaiknya adalah milik pribadi, ya, bukan alamat surel perusahaan tempatmu bekerja saat ini (jika kamu masih bekerja di perusahaan lain dan hanya ingin menerjemah sebagai pekerjaan sampingan). Alamat surel pun harus yang profesional, mencantumkan nama aslimu (bukan nama panggung, hehehe) dan menggunakan layanan penyedia surel yang memang bisa kamu andalkan untuk menerima pesan masuk dengan lancar. Jangan sampai peluangmu mendapat pekerjaan berkurang atau bahkan hilang hanya karena kamu sering terlambat atau tidak bisa menerima surel yang masuk ke akunmu. Selama ini, saya menggunakan Gmail untuk berkirim surel urusan pekerjaan, dan tidak pernah ada masalah.
Kamu juga bisa mencantumkan nomor telepon jika ingin. Tapi ingat, kalau sasaranmu klien internasional, kamu akan dikenakan biaya jelajah jika menerima panggilan dari luar Indonesia. Banyak juga klien yang hanya memilih berkomunikasi menggunakan surel. Semua bisa kamu tentukan setelah kamu mencari tahu lebih banyak tentang si calon klien, seperti yang saya sebutkan di tips yang pertama. Dari pengalaman saya sejauh ini, jarang sekali klien internasional menghubungi saya melalui telepon. Sarana komunikasi yang paling sering saya gunakan berkomunikasi dengan mereka selain surel adalah Skype, Telegram, dan WhatsApp. Semuanya tidak berbayar dan menggunakan koneksi internet saja.

Jangan ada kesalahan tik dan gunakan bahasa baku dan profesional, bukan bahasa gaul 😉
Nah, tips terakhir ini juga tak kalah penting, lho. Periksa dan baca ulang surat lamaran dan CV-mu agar tidak ada kesalahan tik atau penggunaan bahasa yang kurang profesional. Kemahiranmu menggunakan bahasa gaul bisa disimpan dulu dan nanti bisa kamu gunakan lagi saat mengobrol dengan sahabat 😉 Jika ingin dianggap sebagai pekerja profesional oleh calon klien dan berpotensi dilirik untuk bergabung dengan mereka, sebaiknya gunakan bahasa Indonesia atau bahasa asing lain yang kamu kuasai saat mengirim lamaran. Bahasa gaul akan membuat klien merasa diremehkan dan peluangmu untuk diterima akan menurun drastis. Dengan membaca gaya tulisan dan ragam bahasa yang kamu gunakan saja klien akan mampu membuat kesimpulan sendiri tentang dirimu. Jadi ingat, gunakan bahasa resmi dan pastikan surat lamaranmu bebas dari kesalahan tik dan menggunakan tata bahasa yang benar.
KESIMPULAN
Itu tadi tips dari saya jika kamu berminat melamar ke agensi penerjemahan lokal maupun internasional. Hal terpenting yang harus diingat adalah surat lamaran adalah cerminan dirimu sebagai pekerja profesional. Usahakan agar calon klien mendapat kesan bahwa kamu memang profesional, bisa diandalkan jika nantinya diterima bergabung di agensi mereka, dan dapat berkomunikasi dan bekerja sama dengan baik.
Bagaimana menurutmu? Apakah kamu punya tambahan tips lain, atau punya pengalaman tentang melamar ke agensi penerjemahan? Kalau ada, saya ingin tahu juga tentang tips dan pengalamanmu. Bagikan di bagian komentar, ya. Ssst, mau tahu tips saya tentang cara menulis CV yang baik? Nantikan di tulisan saya berikutnya segera, ya 😉
Salam sukses!


Desi is an HPI-certified English to Indonesian translator and conference interpreter. She’s into books, writing, movies, and learning foreign languages. Desi manages a blog and podcast where she writes and shares about her experience as a linguist as well as tips and tricks on productivity and freelancing. Desi is a member of Association of Indonesian Translators (HPI) and Association of Indonesian Conference Interpreters (AICI). Follow her on Instagram, Twitter, Facebook, and LinkedIn. Questions or comments? Send email to hello@desimandarini.com.
Halo Kak,
Saya baru coba-coba untuk kirim cv ke agensi-agensi penerjemah. Bahasa apa yang sebaiknya dipakai? Bahasa target atau Bahasa ibu? Terima kasih sebelumnya.
LikeLike
Hai, Widya. Sesuaikan saja dengan agensinya. Kalau agensi Indonesia, gunakan saja bahasa Indonesia yang sopan, baik, dan benar. Sedangkan untuk agensi asing, tentu saja gunakan bahasa asing yang Anda kuasai dan akan tawarkan ke mereka. Semoga beruntung.
LikeLike
Halo, Widya.
Sesuaikan saja bahasa CV dengan agensi yang dituju. Kalau agensi luar negeri, silakan gunakan CV berbahasa Inggris atau bahasa asing yang kamu kuasai. Begitu juga dengan agensi Indonesia, lebih pas jika dikirimi CV berbahasa Indonesia. Semoga membantu.
LikeLike
Halo, kak. Saya dapat tawaran dari penerbit untuk menerjemahkan sebuah buku, ini jadi proyek terjemahan resmi pertama saya. Tarifnya di hitung per halaman. Dengan yg dimaksud halaman adalah. 65 karakter ke kanan dan 30 baris ke bawah. Pertanyaan saya, lalu, untuk tulisan di kecil2, di cover,, atau quote2 yg di awal2 halaman itu apa tidak dihitung? Karena biasanya cuma beberapa baris saja. Terus yang tulisan semacam, “best seller new times dll” dan quote-quote, dsb, ini apa ditulis dalam lembar kerja sendiri di word, atau digabung saja dalam satu lembar kerja. Lalu bagaimana saya menghitung tarifnya nanti.. Apakah lembar kerja yg semacam prakata, daftar isi, quote-quote, dan blurb di cover belakang juga saya hitung? Atau saya skip, terutama yg halaman depan yg quote2 karena biasanya kan cuma sedikit. Boleh berbagi biasanya kalo menerjemahkan buku, biasanya yg paling awal diterjemahkan itu apanya,, yg “best seller2, atau pujian2/review orang ttg buku itu apa ikut di terjemahin. Terima kasih. Maaf banyak tanya.
LikeLike
Hai Ebi. Selamat ya atas proyek terjemahan pertamanya. 😊Saya baru sekali saja menerjemahkan buku dan itu pun sudah lama sekali. Kalau kamu ragu tentang mana yang harus diterjemahkan dan harus dihitung juga, jangan sungkan bertanya ke penerbit yang bersangkutan. Mana yang harus diterjemahkan lebih dulu? Semua kembali ke kamu sendiri, mana yang nyaman dan nyambung untuk dikerjakan lebih dulu. Kalau masih belum puas juga dengan jawaban saya, kamu bisa bertanya ke Dina Begum melalui blog beliau di http://www.dinabegum.com. Beliau adalah salah satu penerjemah buku paling produktif dan berpengalaman. Semoga membantu, ya.
LikeLike
Kalau melamar ke agensi luar,, gimana ya kak.. Newbie.. Yg ditulis apa saja.. Kalo blum pengalaman gitu.. Trims..
LikeLike
Hai Febri. Dulu, saya menuliskan pengalaman menerjemah yang sebelumnya pernah saya kerjakan. Kebetulan saya sudah pernah mendapat beberapa pekerjaan penerjemahan dari teman. Kalau belum ada pengalaman, coba saja sertakan contoh terjemahan yang kamu kerjakan sendiri sesuai dengan bidang yang kamu kuasai atau minati. Semoga beruntung 🙂
LikeLike