
Salah satu pertanyaan yang kerap diajukan kepada saya adalah: kapan ya sebaiknya saya memulai jadi penerjemah? Ketika menghadapi pertanyaan ini, saya tidak punya jawaban pasti. Saya juga tidak punya sederet persyaratan yang bisa saya sarankan kepada penerjemah pemula untuk bisa memulai bekerja sebagai penerjemah.
Mengapa? Setiap orang punya tekad dan niat yang berbeda-beda. Ada yang tekadnya kuat, minatnya tinggi, tetapi ada juga yang sekadar ingin coba-coba terjun ke dunia penerjemahan. Nah, ketika saya menerima pertanyaan di atas, saya akan balik bertanya: apakah Anda/Bapak/Ibu/kamu serius ingin menjadi penerjemah? Serius ingin menjadikan ini profesi, baik sampingan maupun utama? Setelah pertanyaan ini dijawab, barulah saya beri tahu si penanya bahwa jawabannya singkat saja: sekarang.
Wah, memang bisa semudah itu? Lah, tentu saja bisa, dong. Untuk menjadi penerjemah, yang harus kamu lakukan adalah MULAI MENERJEMAHKAN. Nah, agar bisa menjadi penerjemah yang baik dan menghasilkan terjemahan yang bagus, kamu perlu LATIHAN, LATIHAN, dan LATIHAN. Tidak ada resep jitu untuk menjadi penerjemah yang baik selain berlatih terus-menerus. Asah keterampilan menerjemah dan perkaya diri dengan pengetahuan; kalau bisa dari segala bidang. Itu akan sangat membantu saat kamu menerjemah untuk proyek dari klien nantinya.
Saya tidak menyandang gelar S2 atau S3 di bidang linguistik atau terjemahan. Saya menamatkan pendidikan di sebuah universitas di tanah kelahiran saya, Bali. Sebelum menjadi penerjemah lepas, saya adalah pengajar bahasa Inggris di dua lembaga bahasa. Namun, minat dan tekad saya untuk jadi penerjemah yang terampil dan bermutu adalah bekal utama saya dahulu. Saya tidak pernah tinggal di negara yang bahasa pertamanya adalah bahasa Inggris. Keterampilan menerjemah saya peroleh dari bertahun-tahun latihan, belajar dari penerjemah lain, dan kegiatan pengembangan keterampilan profesi.
Gelar tinggi dari universitas mana pun tidak akan menjamin kamu bisa menerjemah dengan baik kalau jarang berlatih. Bukan maksud saya untuk merendahkan gelar akademik, ya. Jangan emosi dulu saat membaca kalimat sebelumnya, hehehe. Kemahiran berbicara dalam berbagai bahasa asing pun bukan merupakan penentu. Pikirkan saja analogi ini: semua orang memiliki sepuluh jari, tapi belum tentu semua orang otomatis bisa memainkan piano. Mereka harus berlatih dengan tekun juga. Nah, kemampuan menerjemah yang baik tidak ditentukan semata oleh seabrek gelar dan kemahiran berbahasa asing itu. Jadi, apa yang menentukan? Baca jawabannya di paragaraf sebelumnya, ya. 😁
Kesimpulannya adalah: untuk mulai menjadi penerjemah, kamu tidak perlu lama-lama menunggu. Mulailah sekarang juga! (Bacalah kalimat itu dengan penuh semangat layaknya motivator ternama dunia. 😁)
Semoga minggumu menyenangkan, dan salam sukses!


Hai! Saya Desi, penerjemah bersertifikat HPI untuk pasangan bahasa Inggris-Indonesia dan Indonesia-Inggris, sekaligus juru bahasa profesional. Saya berbagi pengalaman sebagai penerjemah lepas melalui blog dan siniar saya “Being a Translator: a Podcast by Desi Mandarini“. Saat ini, saya masih menjadi anggota aktif Himpunan Penerjemah Indonesia (HPI) sejak tahun 2010, dan Perhimpunan Juru Bahasa Konferensi Indonesia (AICI). Ingin tahu lebih banyak tentang pekerjaan saya? Mari berteman di Instagram, Twitter, Facebook, atau LinkedIn. Punya pertanyaan atau komentar? Kirimkan saja melalui surel ke info@desimandarini.com. Salam sukses!
One thought on “Kapan Saya Bisa Memulai Jadi Penerjemah?”