Rangkuman Tahun 2018

Tak terasa, tahun 2018 akan segera berlalu. Segala peristiwa, kebahagiaan, kesedihan, keberhasilan, maupun kegagalan telah saya lalui di tahun 2018 ini.

Saatnya bersiap menyambut tahun yang baru, tahun 2019 dengan penuh semangat dan optimisme. Tidak ada salahnya menengok ke belakang sejenak untuk melihat apa saja yang telah saya capai dan lakukan, dan apa saja yang belum berhasil saya selesaikan.

Dari sekian banyak rencana dan target yang saya tetapkan untuk tahun 2018, hampir semuanya berhasil saya laksanakan dan penuhi. Pertama, dari segi pengembangan profesi. Saya menargetkan untuk mengikuti minimal dua seminar atau konferensi penerjemah dan juru bahasa. Tak disangka, saya ternyata bisa menghadiri ENAM kegiatan! Saya bersyukur sekali karena bisa mendapatkan wawasan dan pengetahuan baru, menambah ilmu, dan memperluas jaringan pertemanan. Ilmu baru saya dapatkan dari lima pelatihan penjurubahasaan dan penerjemahan yang saya ikuti di Bali dan Jakarta, yang dilaksanakan oleh HPI, LBUI, dan AICI pada bulan Agustus, September, dan November. Lalu, di bulan September saya juga menghadiri seminar industri bahasa yang diselenggarakan oleh Politeknik Negeri Padang, Sumatra Barat. Ya, saya akhirnya bisa menginjakkan kaki di Sumatra untuk menimba ilmu baru dan menikmati keindahan alam di sana, hehehe. Target saya tahun depan? Saya ingin menghadiri konferensi atau pelatihan profesi di luar Indonesia. Untuk itu, saya membaca dan mempertimbangkan beberapa konferensi internasional yang dijadwalkan untuk 2019 yang dimuat di salah satu blog penerjemahan ini. Sedangkan untuk di dalam negeri, saya cukup membuka situs web resmi HPI untuk mengetahui tentang berbagai acara berbagi dan pelatihan di Jakarta dan daerah lain tempat Komisariat Daerah berada, seperti Bali, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara.

Rencana kedua saya adalah mendapatkan klien baru dan lebih banyak proyek penerjemahan dan penjurubahasaan. Saya mengikuti beberapa tes untuk bergabung dengan agensi penerjemahan baru. Hasilnya, ada beberapa agensi yang menyatakan saya diterima sebagai salah satu penerjemah mereka, ada pula yang menyatakan saya belum memenuhi syarat. Hm, setidaknya saya mendapat klien baru, kan? 🙂 Selain itu, saya juga mendapat lebih banyak pekerjaan penjurubahasaan tahun ini. Lebih beruntungnya lagi, saya masih mendapat kesempatan bekerja dalam satu booth dengan rekan-rekan juru bahasa yang asyik dan pintar.

Hal ketiga yang saya tuliskan sebagai salah satu tujuan saya di tahun 2018 adalah mendapatkan sertifikasi sebagai penerjemah. Saya menundanya sekian lama karena merasa belum perlu memperoleh sertifikasi. Lagipula, selama ini semua klien saya tidak pernah meminta bukti bahwa saya bersertifikasi atau mengajukan sertifikasi sebagai salah satu syarat agar saya dapat bekerja sama dengan mereka. Bahkan, gelar sarjana saja sangat jarang saya cantumkan ketika melamar ke agensi penerjemahan atau menawarkan jasa kepada klien. Namun, dalam hati saya berpikir bahwa sertifikasi akan sangat berguna untuk kelangsungan pekerjaan saya di masa depan. Saya akan mampu menjangkau dan menjaring lebih banyak (calon) klien berbekal sertifikasi dari asosiasi profesi ini dan daya saing saya juga akan semakin bertambah. Untuk itulah saya memberanikan diri mengikuti Tes Sertifikasi Nasional (TSN) yang diadakan oleh HPI di bulan November lalu. Sekarang saya tinggal menunggu pengumuman hasil tes. Jika saya lulus, satu lagi bekal kerja saya sebagai penerjemah lepas akan bertambah. Jika tidak, berarti saya perlu belajar dan berjuang lebih keras tahun depan untuk lulus 😉

Itu semua adalah pencapaian target saya tahun ini. Apakah ada rencana yang belum terwujud dan target yang belum tercapai? Ada kok, dan saya tetap mensyukurinya. Lho, kok bersyukur? Tentu saja, ini berarti saya harus bekerja lebih giat dan fokus di tahun depan untuk mencapainya. Saya pun tidak lupa menuliskannya di dalam daftar rencana dan target yang harus saya laksanakan di 2019.

Semoga tahun 2019 membawa semangat baru, keberhasilan, rekan kerja baru, dan (ehem) proyek lebih banyak untuk saya 🙂