Tulisan ini sudah tersimpan di draft selama sekitar dua minggu, dan hari ini karena pekerjaan menerjemah sedang lowong, jadilah saya buka-buka blog lagi dan ingin sekadar menuliskan pengalaman saya.
Oke, daripada ngalor-ngidul mending berbagi sedikit saja pengalaman penjurubahasaan saya bulan lalu. Tanggal 14 Oktober saya mendapat tugas dari tempat kerja paruh waktu saya, IALF, untuk membantu seorang warga Australia yang mengalami semacam malapraktik ketika menjalani operasi plastik. Saya tidak akan menyebutkan nama beliau atau dokter ahli bedah yang terlibat dalam hal ini. Ini pertama kalinya saya mendapat tugas mendampingi klien perorangan. Saya pikir ini hanya sekadar pembicaraan kasus dengan pihak Dinas Kesehatan Denpasar, Bali. Ternyata, ini semacam sidang tertutup dan saya pun disumpah untuk memberi keterangan dan menerjemahkan apa yang dikatakan klien saya dengan sebenarnya dan sejujurnya.
Syukurlah, sidang tertutup ini berlangsung lancar dan hanya memakan waktu sekitar satu jam. Ini memang pengalaman baru bagi saya sebagai juru bahasa, meski sebelumnya sering mendapat tawaran untuk menjadi juru bahasa di pengadilan yang juga selalu saya tolak karena merasa tidak mampu.
Pelajaran yang saya peroleh dari pekerjaan ini? Saya bisa lebih berempati kepada orang lain dan tentu saja memperoleh pengalaman dan tambahan kosakata baru :).
Setelah selesai bertugas, saya mengucapkan selamat berpisah kepada klien yang akan kembali ke Australia sore itu juga (setelah tiba jam 4 pagi hanya untuk menghadiri sidang ini!) dan ia berkata akan mengabari saya mengenai perkembangan kasusnya.
D